Unduh AlMosaly Sekarang
Artikel Almosaly >> Pendidikan

Amal yang paling dicintai Allah

Amal yang paling dicintai Allah
2024/01/07
1.147

Riwayat shahih bahwa Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 
«وإنّ أحَبَّ العَمَلِ إِلَى اللَّهِ تَعَالَى أدْوَمُهُ وَإِن قَلَّ». صحيح الجامع (1228)، «وَكَانَ أَحَبَّ الدِّينِ إِلَيْهِ مَا دَاوَمَ عَلَيْهِ صَاحِبُهُ». صحيح مسلم (785).

“Amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah yang paling kontinyu meskipun sedikit.” HR. Al-Bukhari, (6464) dan Muslim, (783) Sahih Al-Jami’ (1228)
“Dan amalan agama yang paling dicintai olehNya adalah yang dikerjakan dengan kontinyu oleh pelakunya.” HR. Muslim (785)

Salah satu bimbingan Nabi ﷺ, adalah tekun dalam beramal. dari Aisyah radhiallahu anha berkata: 

«كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا عَمِلَ عَمَلًا أَثْبَتَهُ». صحيح مسلم (746)

"Adalah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melakukan suatu aktivitas, maka beliau berusaha melanggengkannya (kontinyu).” Shahih Muslim (746)

Deskripsi amalan Rasulullah ﷺ

Dari Alqamah beliau berkata: 

سَأَلْتُ أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ عَائِشَةَ قَالَ: قُلْتُ: يَا أُمَّ الْمُؤْمِنِينَ، كَيْفَ كَانَ عَمَلُ رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟ هَلْ كَانَ يَخُصُّ شَيْئًا مِنَ الْأَيَّامِ؟ قَالَتْ: لَا. كَانَ عَمَلُهُ دِيمَةً، وَأَيُّكُمْ يَسْتَطِيعُ مَا كَانَ رَسُولُ اللهِ ﷺ يَسْتَطِيعُ!. أخرجه الشيخان.

Aku bertanya kepada Ummul Mukminin, Aisyah radhiallahu anha; "Bagaimanakah amal ibadah Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam? Apakah beliau pernah mengkhususkan hari tertentu?" Aisyah menjawab; "Tidak, setiap amalan beliau selalu dikerjakan secara rutin, dan siapakah di antara kalian yang mampu mengerjakan amalan yang dikerjakan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam?" (HR. Syaikhani)

Ketika Aisyah radhiyallahu 'anha ditanya tentang amalan beliau ﷺ, dia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda: 
«أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللهِ تَعَالَى أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ». قَالَ: وَكَانَتْ عَائِشَةُ إِذَا عَمِلَتِ الْعَمَلَ لَزِمَتْهُ. صحيح مسلم (783)
"Amalan yang paling dicintai Allah adalah yang terus-menerus (dilakukan) meskipun sedikit." Al Qasim berkata; Aisyah, bila ia mengerjakan suatu amalan, maka ia menekuninya.” Shahih Muslim (783)

Kontinyu melakukan ibadah yang sedikit lebih baik daripada banyak ibadah yang tiba-tiba terhenti.

Imam Nawawi rahimahullah berkata: Dengan kontinyu yang sedikit, ketaatan terus berlanjut, dilanjutkan dengan zikir, muraqabah, ikhlas, menghadap kepada Allah, dan yang kecil terus bertumbuh hingga bertambah berkali lipat terhadap yang banyak terputus.

Imam Adz Dzahabi rahimahullah berkata dalam hadits Abdullah bin Amr bin Al-Ash, “Bacalah Al-Qur’an dalam tujuh hari dan jangan lebih dari itu”. Jika dibaca dalam seminggu, hal itu mesti dilakukan, itu adalah amalan yang utama, karena agama itu mudah. ​​Demi Allah, membaca tujuh kali Al-Qur'an pada saat Tahajjud shalat malam yang diiringi dengan menjaga shalat sunnah rawatib, salat dhuha, tahihatul masjid, dengan zikir yang telah ditetapkan, doa ketika hendak tidur dan bangun, sahur, memperhatikan ilmu yang bermanfaat dan mengamalkannya dengan ikhlas karena Allah, amar makruf, memberi petunjuk kepada orang yang jahil dan memberinya pengertian, menegur orang yang maksiat, dan sebagainya, dalam menjalankan shalat fardhu berjamaah dengan khusyuk, tumakninah, merasa hancur, dan iman, dalam menjalankan kewajiban dan menjauhi dosa-dosa besar, sering-seringlah berdoa dan istighfar, bersedekah, menjaga tali silaturahmi, rendah hati, dan ikhlas dalam semua itu, untuk tugas yang besar dan penting, dan untuk kedudukan ashabul yamin dan wali yang bertakwa, semua itu diperlukan.

Ketika seorang hamba sibuk dengan mengkhatamkan Al-Qur’an setiap hari, dia telah melanggar agama yang lurus yang toleran, tidak membangkitkan dari sebagian besar apa yang telah kami sebutkan, dan tidak merenungkan apa yang dia baca.

Penghulu ahli ibadah ini sering berkata ketika dia sudah tua: Seandainya aku menerima rukhsah Rasulullah. Syiar a’lam AnNubala (3/84)

Pahala Kontinyu beramal

Amal yang dilakukan pemiliknya ketika sakit atau bepergian, dicatat baginya karena ia pernah beramal dikala mukim dan sehat. Dalam hadits Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam, bersabda:

«إِذَا مَرِضَ الْعَبْدُ أَوْ سَافَرَ كُتِبَ لَهُ مِثْلُ مَا كَانَ يَعْمَلُ مُقِيمًا صَحِيحًا»

“Jika seorang hamba jatuh sakit atau sedang dalam perjalanan, maka dicatat baginya seperti apa yang biasa dia lakukan ketika dia menetap atau sehat.” Sahih Al-Bukhari (2996)

dan keutamaan ini bagi mereka yang mempunyai amalan yang terus mereka kerjakan.

Siapa yang tetap mengerjakan amal shaleh, meskipun sedikit, maka diharapkan husnul khatimah/akhir yang baik baginya: Hal ini tercantum dalam firman Allah Ta’ala: 

وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

{Dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan muslim} (Al-Imran: 102)

yang artinya: Peliharalah Islam selama kamu berada di dalam kesehatan dan keselamatan sampai kamu mati sesuai dengan itu, karena Allah Yang Maha Pemurah telah menetapkan kebiasaan-Nya dengan kemurahan hati-Nya bahwa siapa yang hidup dengan suatu kebiasaan, ia akan diwafatkan dalam melakukan hal tersebut. Dan siapa yang mati dengan sesuatu, maka akan dibangkitkan karenanya, kita berlindung kepada Allah dari menyelisihiNya. Tafsir Ibnu Katsir (2/87)

Dan jika seseorang meninggal karena sesuatu, maka dia akan dibangkitkan karenanya: Nabi ﷺ bersabda: 
«يُبْعَثُ كُلُّ عَبْدٍ عَلَى مَا مَاتَ عَلَيْهِ». صحيح مسلم (2878)

"Setiap hamba dibangkitkan di atas kondisi saat ia meninggal." HR. Muslim (2878)

Berdasarkan riwayat Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma: 

أَنَّ رَجُلًا كَانَ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَوَقَصَتْهُ نَاقَتُهُ وَهُوَ مُحْرِمٌ فَمَاتَ، فَقَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «اغْسِلُوهُ بِمَاءٍ وَسِدْرٍ، وَكَفِّنُوهُ فِي ثَوْبَيْهِ، وَلَا تُمِسُّوهُ بِطِيبٍ، وَلَا تُخَمِّرُوا رَأْسَهُ، فَإِنَّهُ يُبْعَثُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مُلَبِّيًا». أخرجه الشيخان

“Bahwa ada seorang laki-laki ketika sedang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam dijatuhkan oleh untanya dalam keadaan sedang berihram hingga meninggal dunia. Maka Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mandikanlah dia dengan air dan air yang dicampur daun bidara dan kafanilah dengan dua helai kain dan janganlah diberi wewangian dan jangan pula diberi tutup kepala (serban) karena dia nanti dibangkitkan pada hari kiamat dalam keadaan bertalbiyyah". Diriwayatkan oleh Syaikhan.

Hendaklah niat kebaikanmu tetap, dan ibadahmu kontinyu, tidak terputus-putus, tidak mengikuti musim dan kesempatan, atau hanya berkaitan dengan waktu senggang dan liburan saja.

Semoga kamu mendapat bagian dan takaran amal shaleh, seperti shalat, zikir, tilawah, puasa, dan sedekah – walaupun sedikit – dan dengan melakukan itu kamu mempunyai teladan Nabi Muhammad ﷺ.

Biarlah keinginanmu untuk kebaikan menjadi tinggi, dan jika keinginanmu melemah, jangan kurang dari jumlah minimum, dan katakan pada dirimu sendiri: “Sedikit yang bersifat permanen lebih baik daripada banyak yang terputus-putus.”

Semoga Allah Ta’ala menjadikan kami dan kamu termasuk orang-orang yang sering berdzikir kepada Allah, baik laki-laki maupun perempuan, dan termasuk orang-orang yang dibebaskan-Nya dari Neraka.

Mencari

Paling banyak terjual

Artikel terkait

2023/12/27
1.618

Kunci Rezeki

Apa yang membuat Anda begitu cemas? Allah menanggung dan menjaminnya.

Dengan aplikasi Al-Mosaly, Ketahui masjid terdekat, di mana pun Anda berada, dengan sangat akurat.

Unduh sekarang

Pemrograman Madar © 2025 Semua hak dilindungi undang-undang bagi pemrograman Madar

Powered by Madar Software