Allah Ta’ala berfirman:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ وَنَعْلَمُ مَا تُوَسْوِسُ بِهِ نَفْسُهُ وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ (16) إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ عَنِ الْيَمِينِ وَعَنِ الشِّمَالِ قَعِيدٌ (17) مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلَّا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ (18)
"Dan sungguh, Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya. (Yaitu) ketika dua malaikat mencatat (amal perbuatannya), yang satu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidak ada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)." (Qaf: 16-18)
Dalam Tafsir Ibn Katsir dijelaskan:
{وَنَحْنُ أَقْرَبُ إِلَيْهِ مِنْ حَبْلِ الْوَرِيدِ}
"Dan Kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya," maksudnya adalah malaikat-malaikat Allah lebih dekat kepada manusia daripada urat lehernya sendiri.
{إِذْ يَتَلَقَّى الْمُتَلَقِّيَانِ}
"Ketika dua malaikat mencatat amalnya," yaitu dua malaikat yang ditugaskan untuk mencatat amal manusia, yang satu berada di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri.
Dari Abu Hurairah radiallahu anhu bahwa Rasulullah ﷺ bersabda:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مَا يَتَبَيَّنُ مَا فِيهَا، يَهْوِي بِهَا فِي النَّارِ أَبْعَدَ مَا بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ
"Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan sebuah kata yang dia tidak pikirkan dampaknya, tetapi karena kata itu dia terjerumus ke dalam neraka sejauh antara timur dan barat." (HR. Bukhari no. 6477, Muslim no. 2988)
Dalam riwayat lain dari Abu Hurairah radiallahu anhu disebutkan:
إِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ رِضْوَانِ اللهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَرْفَعُه اللهُ بِهَا دَرَجَاتٍ، وَإِنَّ الْعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ لَا يُلْقِي لَهَا بَالًا، يَهْوِي بِهَا فِي جَهَنَّمَ
"Sesungguhnya seorang hamba berbicara dengan kata yang diridhai Allah tanpa dia sadari, Allah meninggikan derajatnya karena kata itu. Namun, seorang hamba juga bisa berbicara dengan kata yang dimurkai Allah tanpa dia sadari, kata itu membuatnya terjerumus ke dalam neraka." (HR. Bukhari no. 6478)
Ungkapan "(ما يتبين ما فيها)" artinya seseorang tidak merenungkan dan memikirkan keburukannya, serta tidak takut akan akibat yang ditimbulkannya. Atau perkataan yang mengakibatkan bahaya bagi seorang muslim dan semisalnya.
Maka siapa yang ingin selamat, hendaklah ia menjaga lisannya dari hal-hal yang haram.
Nasihat Menjaga Lisan
Dari Uqbah bin Amir, ia berkata: Aku bertanya, "Wahai Rasulullah, apakah (jalan) keselamatan?" Nabi ﷺ menjawab:
امْلِكْ عَلَيْكَ لِسَانَكَ، وَلْيَسَعْكَ بَيْتُكَ، وَابْكِ عَلَى خَطِيئَتِكَ
"Kuasailah lisanmu, tetaplah di rumahmu, dan tangisilah dosa-dosamu." (HR. Tirmidzi no. 2406, shahih)
Dan dari Tsauban, mantan hamba sahaya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, ia berkata, "Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
«طُوبَى لِمَنْ مَلَكَ لِسَانَهُ، وَوَسِعَهُ بَيْتُهُ، وَبَكَى عَلَى خَطِيئَتِهِ».
"Beruntunglah orang yang mampu menjaga lisannya, rumahnya terasa lapang baginya, dan ia menangisi dosanya." (Hasan) Shahih Al-Jami' (3929)
Siapa yang meninggalkan perkataan yang haram, maka ia akan masuk surga.
Dari Abu Hurairah, ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:"
مَنْ وَقَاهُ اللَّهُ شَرَّ مَا بَيْنَ لَحْيَيْهِ، وَشَرَّ مَا بَيْنَ رِجْلَيْهِ دَخَلَ الجَنَّةَ
"Siapa yang dijaga Allah dari kejahatan lisannya dan kejahatan kemaluannya, maka ia akan masuk surga." (HR. Tirmidzi no. 2409, hasan shahih)
Islam dan Jaminan Keselamatan Muslim
Keislaman seseorang tidak sempurna hingga ia meninggalkan perilaku menyakiti Muslim dengan lisan dan tangannya.
Dari Abdullah bin Amru radiallahu anhuma ia berkata,
إِنَّ رَجُلًا سَأَلَ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: أي المسلمين خَيْرٌ؟ قَالَ: "مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ ويده.
"Seorang lelaki bertanya kepada Rasulullah ﷺ: 'Siapakah Muslim yang paling baik?’ Beliau menjawab: 'Orang yang kaum Muslimin selamat dari (kejahatan) lisan dan tangannya.’” (HR. Muslim: 40)
Sungguh, Allah sangat membenci orang yang berbicara kotor dan kasar.
Dari Abu Darda', Nabi Muhammad ﷺ bersabda,
«مَا شَيْءٌ أَثْقَلُ فِي مِيزَانِ المُؤْمِنِ يَوْمَ القِيَامَةِ مِنْ خُلُقٍ حَسَنٍ، وَإِنَّ اللَّهَ لَيُبْغِضُ الفَاحِشَ البَذِيءَ»
"Tidak ada amalan yang lebih berat timbangannya di akhirat kelak daripada akhlak yang baik. Dan Allah sungguh tidak menyukai orang yang berkata-kata kotor dan kasar." (HR. At-Tirmidzi (2002), hadits hasan shahih)
Sifat suka berkata kotor dan kasar itu tidak pantas bagi seorang mukmin.
Abdullah bin Mas'ud radiallahu anhuma meriwayatkan bahwa Rasulullah ﷺ bersabda,
لَيْسَ الْمُؤْمِنُ بِطَعَّانٍ، وَلاَ بِلَعَّانٍ، وَلاَ الْفَاحِشِ الْبَذِيءِ
"Seorang mukmin sejati itu tidak suka mencela, mengutuk, apalagi berkata kotor dan kasar!" (HR. Ahmad (3839), sanadnya shahih)
Semoga Allah membimbing kita untuk menjaga lisan dari keburukan dan memanfaatkannya dalam kebaikan.
Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad ﷺ, keluarganya, dan para sahabatnya.
Bagikan artikel ini agar mendapat pahala kepada orang yang kamu cintai dan bimbing mereka kepada kebaikan, dan jangan lupa tinggalkan komentarmu.
Orang yang menunjukan kepada kebaikan sama seperti orang yang mengamalkannya tanpa dikurangi pahala orang yang mengamalkannya. (HR. Muslim)