Unduh AlMosaly Sekarang
Artikel Almosaly >> Keimanan

Keajaiban pohon Sidratul Muntaha

Keajaiban pohon Sidratul Muntaha
2025/04/18
812

Tahukah kamu apa itu Sidratul Muntaha? Mengapa disebut Sidratul Muntaha? Dan dimana dia? Apa ciri khasnya? Itu pohon.

Allah Ta’ala berfirman:

﴿‌عِنْدَ ‌سِدْرَةِ ‌الْمُنْتَهَى (١٤) عِنْدَهَا جَنَّةُ الْمَأْوَى (١٥) إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى (١٦) مَا زَاغَ الْبَصَرُ وَمَا طَغَى (١٧)﴾ [النجم: 14-17] 

(yaitu ketika) di Sidratulmuntaha. Di dekatnya ada Surga tempat tinggal. (Nabi Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratulmuntaha dilingkupi oleh sesuatu yang melingkupinya. Penglihatan (Nabi Muhammad) tidak menyimpang dan tidak melampaui (apa yang dilihatnya). (An-Najm: 14-17)

Sidr: Itu adalah pohon yang buahnya adalah berduri, tetapi tidak seperti di dunia ini. Sebaliknya, itu adalah buah yang ikut di surga. مخضود: Durinya dipotong dan hanya buahnya yang tersisa. [علم المعاني (hal. 123) Allah Ta’ala berfirman:

{فِي سدْرٍ مخْضُودٍ}

(Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri. (Al-Waqiah: 28)

Maksudnya, mereka berada pada pohon sidr yang tidak berduri, yaitu sudah ditebang dan tidak ada duri didalamnya.

Dari Abdullah bin Mas’ud radiallahu anhuma, ia berkata:

«لَمَّا أُسْرِيَ بِرَسُولِ اللهِ صلى الله عليه وسلم ‌انْتُهِيَ ‌بِهِ ‌إِلَى ‌سِدْرَةِ ‌الْمُنْتَهَى، وَهِيَ فِي السَّمَاءِ السَّادِسَةِ إِلَيْهَا يَنْتَهِي مَا يُعْرَجُ بِهِ مِنَ الْأَرْضِ فَيُقْبَضُ مِنْهَا، وَإِلَيْهَا يَنْتَهِي مَا يُهْبَطُ بِهِ مِنْ فَوْقِهَا فَيُقْبَضُ مِنْهَا، قَالَ: {إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى} قَالَ: فَرَاشٌ مِنْ ذَهَبٍ». [صحيح مسلم (173)

"Ketika Rasulullah ﷺ diisra'kan maka beliau dihentikan di Sidratul Muntaha, (yaitu tempat) yang terletak di langit ke-enam. Sesuatu yang naik dari bumi akan bermuara di sana dan ditahan padanya. Dan sesuatu dari atasnya berhenti padanya, lalu ditahan padanya.""Yaitu hamparan dari emas." (HR. Muslim: 173)

“Disebut Sidratul Muntaha karena ilmu para malaikat berakhir disana dan tidak ada seorangpun yang melewatinya kecuali Rasulullah” [عمدة القاري (17/28 Itu adalah pohon yang menjadi tempat berakhirnya ilmu setiap nabi yang diutus dan setiap malaikat yang dekat, dan apa yang ada di baliknya adalah suatu ghaib yang tidak diketahui oleh siapa pun kecuali Allah atau orang-orang yang mengenal-Nya, dan konon inilah tujuan akhir jiwa para syuhada.

Dan firmanNya إِذْ يَغْشَى السِّدْرَةَ مَا يَغْشَى (Nabi Muhammad melihat Jibril) ketika Sidratulmuntaha dilingkupi oleh sesuatu yang melingkupinya.) Dalam hadits Muslim, Nabi berkata: Itu ditutupi dengan hamparan emas, dan dalam hadits Malik bin Sa'sa'ah, Nabi berkata: Ketika perintah Allah menaunginya, maka ia pun berubah, dan tak seorang pun di antara ciptaan Allah yang dapat menggambarkannya dari segi keindahannya. Dan berdasarkan hadis Al-Hasan dan Muqatil: Malaikat bagaikan burung gagak yang menutupinya, ketika mereka berjatuhan di atas pohon. Ad-Dahhak berkata: Diliputi oleh cahaya kemuliaan, Allah Azza wa Jalla. [إمتاع الأسماع (8/286)

“Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata: Tempat tidur dari emas, menurut riwayat Ibnu Juraij. Ia ditutupi dengan lapisan emas, dan tirai dari mutiara, batu rubi, dan batu aquamarine diletakkan di atasnya. Beberapa dari mereka menambahkan dalam narasi mereka: Ketika perintah Allah melapisinya, maka ia ditutupi dengan sesuatu, lalu berubah menjadi batu rubi atau semacamnya. Tempat tidurnya semua serangga kecil dan cacing. [إكمال المعلم بفوائد مسلم (1/525)

Dari Anas bin Malik radiallahu anhuma; Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata:

"رُفِعَتْ لِي سِدْرَةُ الْمُنْتَهَى فِي السَّمَاءِ السَّابِعَةِ، نَبْقُهَا مِثْلُ قِلَالِ هَجَرَ، ‌وَوَرَقُهَا ‌مِثْلُ ‌آذَانِ ‌الْفِيَلَةِ، يَخْرُجُ مِنْ سَاقِهَا نَهْرَانِ ظَاهِرَانِ وَنَهْرَانِ بَاطِنَانِ، فَقُلْتُ: يَا جِبْرِيلُ!، مَا هَذَانِ؟، قَالَ: أَمَّا الْبَاطِنَانِ فَفِي الْجَنَّةِ، وَأَمَّا الظَّاهِرَانِ فَالنِّيلُ وَالْفُرَاتُ" [أخرجه أحمد بإسناد صحيح (12702)

"Sidratul Muntaha diangkat padaku di langit yang ke-tujuh. Bentuknya sebagaimana batu berlubang kubahnya sebagaimana telinga gajah, keluar dari celahnya dua sungai dan dua bukit. Dan dua sungai yang tidak kelihatan.""Wahai Jibril, apakah kedua sungai itu?""Yang tidak kelihatan itu adalah sungai di Surga dan yang kelihatan adalah sungai Nil dan Eufrat.( HR. Ahmad: 12702 ) dengan sanad yang shahih.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

«ثُمَّ رُفِعَتْ لِي سِدْرَةُ الْمُنْتَهَى فَإِذَا نَبِقُهَا مِثْلُ قِلَالِ هَجَرَ، وَإِذَا وَرَقُهَا مِثْلُ آذَانِ الْفِيَلَةِ، قَالَ: هَذِهِ سِدْرَةُ الْمُنْتَهَى، وَإِذَا أَرْبَعَةُ أَنْهَارٍ: نَهْرَانِ بَاطِنَانِ وَنَهْرَانِ ظَاهِرَانِ، فَقُلْتُ: مَا هَذَانِ يَا جِبْرِيلُ؟ قَالَ: أَمَّا الْبَاطِنَانِ فَنَهَرَانِ فِي الْجَنَّةِ، وَأَمَّا ‌الظَّاهِرَانِ ‌فَالنِّيلُ ‌وَالْفُرَاتُ». [صحيح البخاري (3887) ومسلم (164)

"Kemudian Sidratul Muntaha diangkat/dinampakkan kepadaku yang ternyata buahnya seperti tempayan daerah Hajar dengan daunnya laksana telinga-telinga gajah. Jibril 'alaihissalam berkata, "" Ternyata di dasarnya ada empat sungai, dua sungai yang tersembunyi dan dua sungai yang tampak.""Apakah ini wahai Jibril?""Adapun dua sungai yang tersembunyi adalah dua sungai yang berada di Surga, sedangkan dua sungai yang tampak adalah Nail dan Eufrat." (HR. Al-Bukhari: 3887, Muslim: 164)

Qadi Iyadh berkata: “Letaknya di langit ke-tujuh adalah pendapat yang paling benar dan pendapat banyak orang, dan itulah yang makna yang dikehendaki dan menyebutnya sebagai Al-Muntaha.”

Ibnu Rajab berkata, “Perkataan Ibnu Mas’ud: (Sidra al-Muntaha ada di surga ke-enam) berbeda dengan hadits Anas yang marfu’ dalam semua jalur sanadnya. Artinya berada di langit ke-tujuh atau di atas langit ke-tujuh. Hadits marfu’ lebih baik dari pada yang hadis mauquf.” [فتح الباري لابن رجب (2/323)

Syaikh Muhyiddin berkata: “Bisa saja digabungkan, maka asal muasalnya ada pada yang ke-enam, dan sebagian besarnya ada pada yang ke-tujuh, karena dia mengetahui bahwa itu ada di ujung tulang. Al-Khalil berkata: As-Sidrah berada di langit ke-tujuh, ia menaungi langit dan Surga.” [شرح المشكاة (12/3752)

Ibnu Hajar berkata, “Dipahami bahwa asal muasalnya ada di langit ke-enam, cabang-cabangnya ada di langit ke-tujuh, tidak ada apa pun di langit ke-enam itu kecuali asal usul batangnya.”) فتح الباري (7/213)

Dan sabdanya: مثل قِلال هَجَر (seperti Qilal Hajar), Al-Khattabi berkata: Qilal dengan kasrah adalah bentuk jamak dari Qalal “yaitu guci-guci.” Maksudnya buahnya di masa tua seperti Qilal, diketahui oleh lawan bicara. [عمدة القاري 17/28)] Hajar, yaitu sebuah kota yang dekat dengan kota tersebut. Dan sabdanya: وإذا ورقها مثل آذان الفيلة artinya daunnya sebesar kuping gajah.

Abu Umamah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Para sahabat Rasulullah ﷺ biasa berkata,

إِنَّ اللَّهَ يَنْفَعُنَا بِالْأَعْرَابِ وَمَسَائِلِهِمْ أَقْبَلَ أَعْرَابِيٌّ يَوْمًا فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ، لَقَدْ ذَكَرَ اللَّهُ فِي الْقُرْآنِ شَجَرَةً مُؤْذِيَةً وَمَا كُنْتُ أَرَى أَنَّ ‌فِي ‌الْجَنَّةِ ‌شَجَرَةٌ ‌تُؤْذِي ‌صَاحِبَهَا. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: «وَمَا هِيَ؟» قَالَ: السِّدْرُ، فَإِنَّ لَهَا شَوْكًا. فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: " {فِي سِدْرٍ مَخْضُودٍ} [الواقعة: 28] يَخْضِدُ اللَّهُ شَوْكَهُ فَيُجْعَلُ مَكَانَ كُلِّ شَوْكَةٍ ثَمَرَةٌ، فَإِنَّهَا تُنْبِتُ ثَمَرًا تُفْتَقُ الثَّمَرَةُ مَعَهَا عَنِ اثْنَيْنِ وَسَبْعِينَ لَوْنًا مَا مِنْهَا لَوْنٌ يُشْبِهُ الْآخَرَ. [(صحيح) الحاكم (3778) 

"Sesungguhnya Allah memberi manfaat kepada kita melalui orang-orang Arab dan masalah-masalah mereka." Suatu hari, seorang Arab Badui datang dan berkata, "Wahai Rasulullah, sesungguhnya Allah menyebutkan dalam Al-Qur'an sebuah pohon yang membahayakan, dan aku tidak menyangka bahwa di surga akan ada pohon yang membahayakan pemiliknya." Rasulullah ﷺ bertanya, "Dan apakah itu?" Orang Badui itu menjawab, "As-Sidr (pohon bidara), karena ia berduri." Rasulullah ﷺ bersabda, "(Mereka) berada di antara pohon bidara yang tidak berduri [Al-Waqi'ah: 28]. Allah mencabut duri-durinya dan mengubah setiap duri menjadi buah. Dan sesungguhnya, ia menumbuhkan buah yang matang dengan tujuh puluh dua warna yang berbeda, dan tidak ada warna yang seperti yang lainnya." (Sahih) Al-Hakim: 3778)

Dia berkata: sanadnya sahih, tetapi mereka tidak meriwayatkannya, dan Adz-Dzahabi sepakat dengannya.

Shalawat dan salam semoga Allah limpahkan kepada Nabi kita Muhammad dan keluarga serta para sahabatnya.

Tulis komentar Kamu dan bagikan artikel ini kepada orang yang kamu cintai dan bimbing mereka kepada kebaikan.

“Orang yang menunjukan kepada kebaikan sama seperti orang yang mengamalkannya tanpa dikurangi pahala orang yang mengamalkannya.” (Hadits Sahih)

Mencari

Paling banyak terjual

Artikel terkait

2024/07/30
722

10 Sebab diampuninya Dosa

Inilah 10 cara agar Dosamu diampuni! Simak selengkapnya

2024/08/08
465

Berkembang biak mutan monyet dan babi

Adakah kera dan babi saat ini termasuk keturunan orang-orang yang menyimpang? Simak selengkapnya

2024/08/13
423

Indahnya Telaga Nabi dan Umat yang berhak menikmatinya kelak

Seandainya kamu melihat Telaga Nabi! Simak selengkapnya

ellipse
loading

Dengan aplikasi Al-Mosaly, Ketahui masjid terdekat, di mana pun Anda berada, dengan sangat akurat.

Unduh sekarang

Pemrograman Madar © 2025 Semua hak dilindungi undang-undang bagi pemrograman Madar

Powered by Madar Software