Unduh AlMosaly Sekarang
Artikel Almosaly >> Keimanan

Dahsyatnya Hari Kiamat: Tiupan Sangkakala

Dahsyatnya Hari Kiamat: Tiupan Sangkakala
2025/09/24
31

Di antara peristiwa dahsyat pada Hari Kiamat yang wajib diyakini setiap muslim dan dipersiapkan sejak kini adalah tiupan sangkakala. Ini merupakan salah satu hakikat iman terbesar yang mengubah perilaku seorang hamba serta pandangannya terhadap dunia dan akhirat.

Allah Ta’ala berfirman:

﴿وَتَرَكْنَا بَعْضَهُمْ يَوْمَئِذٍ يَمُوجُ فِي بَعْضٍ وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَجَمَعْنَاهُمْ جَمْعًا﴾ [الكهف: 99]

“Dan Kami biarkan sebagian mereka pada hari itu berdesak-desakan satu sama lain; dan ditiuplah sangkakala, lalu Kami kumpulkan mereka semuanya.” Surah al-Kahf: 99.

Apa itu Tiupan Sangkakala?

Dalam bahasa Arab, “ṣūr” (sangkakala) berarti “terompet” atau “tanduk (seperti terompet)”. Rasulullah ﷺ ditanya tentang makna “ṣūr” lalu beliau menjelaskannya sebagaimana dipahami orang Arab.

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرِو بْنِ العَاصِ، قَالَ: جَاءَ أَعْرَابِيٌّ إِلَى النَّبِيِّ ﷺ، فَقَالَ: مَا الصُّورُ؟ قَالَ: «قَرْنٌ يُنْفَخُ فِيهِ» [سنن الترمذي (2430) وقال: حديث حسن].

Dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin al-‘Āsh رضي الله عنه, ia berkata: Seorang Arab Badui datang kepada Nabi ﷺ dan bertanya: “Apakah al-Ṣūr itu?” Beliau ﷺ menjawab: “Tanduk yang ditiup di dalamnya.” (HR. at-Tirmidzi no. 2430, hadits hasan).

Tiupan sangkakala adalah perkara ghaib yang terjadi saat berakhirnya kehidupan dunia dan dimulainya akhirat. Malaikat Isrāfīl meniupnya atas perintah Allah. Tidak ada seorang pun yang selamat kecuali yang Allah kehendaki.

Allah Ta’ala berfirman:

﴿وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ﴾ [الزمر: 68]

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah semua yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah; kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, tiba-tiba mereka bangkit menunggu (keputusan masing-masing).” Surah az-Zumar: 68.

 


Berapa Kali Tiupan Sangkakala?

Para ulama berbeda pendapat tentang jumlah tiupan sangkakala: dua kali atau tiga kali. Pendapat yang kuat: dua kali. Pertama, tiupan ṣa‘q (kematian); kedua, tiupan ba‘ts (kebangkitan).

Imam Muslim meriwayatkan hadits dari ‘Abdullah bin ‘Amr رضي الله عنه bahwa Nabi ﷺ bersabda:

«ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ رِيحًا بَارِدَةً مِنْ قِبَلِ الشَّأْمِ، فَلَا يَبْقَى عَلَى وَجْهِ الْأَرْضِ أَحَدٌ فِي قَلْبِهِ مِثْقَالُ ذَرَّةٍ مِنْ خَيْرٍ أَوْ إِيمَانٍ إِلَّا قَبَضَتْهُ، حَتَّى لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ دَخَلَ فِي كَبَدِ جَبَلٍ لَدَخَلَتْهُ عَلَيْهِ حَتَّى تَقْبِضَهُ. قَالَ: سَمِعْتُهَا مِنْ رَسُولِ اللهِ ﷺ. قَالَ: فَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ فِي خِفَّةِ الطَّيْرِ وَأَحْلَامِ السِّبَاعِ، لَا يَعْرِفُونَ مَعْرُوفًا، وَلَا يُنْكِرُونَ مُنْكَرًا، فَيَتَمَثَّلُ لَهُمُ الشَّيْطَانُ فَيَقُولُ: أَلَا تَسْتَجِيبُونَ؟ فَيَقُولُونَ: فَمَا تَأْمُرُنَا؟ فَيَأْمُرُهُمْ بِعِبَادَةِ الْأَوْثَانِ، وَهُمْ فِي ذَلِكَ دَارٌّ رِزْقُهُمْ، حَسَنٌ عَيْشُهُمْ، ثُمَّ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَلَا يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلَّا أَصْغَى لِيتًا وَرَفَعَ لِيتًا. قَالَ: وَأَوَّلُ مَنْ يَسْمَعُهُ رَجُلٌ يَلُوطُ حَوْضَ إِبِلِهِ، قَالَ: فَيَصْعَقُ وَيَصْعَقُ النَّاسُ، ثُمَّ يُرْسِلُ اللهُ، (أَوْ قَالَ: يُنْزِلُ اللهُ) مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوِ الظِّلُّ - نُعْمَانُ الشَّاكُّ - فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ، ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ، ثُمَّ يُقَالُ: يَا أَيُّهَا النَّاسُ، هَلُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ {وَقِفُوهُمْ إِنَّهُمْ مَسْئُولُونَ} قَالَ: ثُمَّ يُقَالُ: أَخْرِجُوا بَعْثَ النَّارِ. فَيُقَالُ: مِنْ كَمْ؟ فَيُقَالُ: مِنْ كُلِّ أَلْفٍ تِسْعَمِائَةٍ وَتِسْعَةً وَتِسْعِينَ. قَالَ: فَذَاكَ يَوْمَ {يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا} وَذَلِكَ {يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ}.» [صحيح مسلم (2940)]

“Lalu Allah mengirimkan angin yang sejuk dari arah Syam; tidak ada seorang pun di muka bumi yang di dalam hatinya ada seberat zarrah kebaikan atau iman kecuali angin itu mencabut nyawanya. Seandainya salah seorang dari kalian masuk ke perut gunung pun, angin itu akan masuk dan mencabutnya. Demikianlah aku mendengar dari Rasulullah ﷺ. Maka tinggallah manusia-manusia terburuk yang ringan seperti burung, berpikiran seperti binatang buas, tidak mengenal kebaikan dan tidak mengingkari kemungkaran. Lalu setan menampakkan diri kepada mereka dan berkata: ‘Tidakkah kalian mau taat?’ Mereka bertanya: ‘Apa yang kau perintahkan?’ Maka ia memerintahkan mereka menyembah berhala. Mereka pun hidup dalam kelapangan rezeki dan kenikmatan itu. Kemudian ditiuplah sangkakala; tidak ada seorang pun yang mendengarnya melainkan menengadahkan kepalanya. Orang pertama yang mendengarnya adalah seorang yang sedang memperbaiki kolam untanya; lalu ia pun mati pingsan bersama manusia lainnya. Setelah itu Allah menurunkan hujan seperti embun yang lembut; maka dari hujan itu tubuh manusia tumbuh kembali. Lalu ditiuplah sangkakala untuk kedua kalinya, maka tiba-tiba mereka bangkit berdiri memandang. Lalu dikatakan: ‘Wahai manusia, mari menuju Tuhan kalian!’ ﴿وَقِفُوهُمْ إِنَّهُمْ مَسْئُولُونَ﴾. Lalu dikatakan: ‘Keluarkanlah penghuni neraka!’ Mereka bertanya: ‘Dari berapa?’ Dijawab: ‘Dari setiap seribu, sembilan ratus sembilan puluh sembilan.’ Itulah hari yang

﴿يَجْعَلُ الْوِلْدَانَ شِيبًا﴾

“(Yaitu) hari yang menjadikan anak-anak beruban.” Surah al-Muzzammil: 17.

dan

﴿يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ سَاقٍ﴾

“(Yaitu) pada hari ketika betis disingkap (menggambarkan dahsyatnya peristiwa itu).” Surah al-Qalam: 42. (HR. Muslim no. 2940)

 

Tiupan Pertama: Ṣa‘q (Kematian)

Allah Ta’ala berfirman:

﴿وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ﴾ [الزمر: 68]

“Dan ditiuplah sangkakala, maka matilah semua yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah.” Surah az-Zumar: 68.

Pada tiupan pertama ini, semua makhluk mati kecuali yang Allah kehendaki. Lalu Malaikat Maut pun dicabut nyawanya, dan Allah Yang Mahahidup lagi Mahaberdiri sendiri berfirman:

﴿لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ﴾ [غافر: 16]

“Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Mengalahkan.” Surah Ghāfir: 16.

Apa yang terjadi pada makhluk setelah tiupan sangkakala pertama (nafkhah aṣ-ṣa‘q)?

Tiupan pertama akan diikuti dengan perubahan dahsyat di alam semesta. Langit terbelah, bintang-bintang berjatuhan, bulan digelapkan, matahari digulung, bumi bergetar, gunung beterbangan, kemudian bumi dan gunung dihancurkan sekali pukul sehingga bagian atasnya rata dengan bawahnya. Setelah itu, Allah menurunkan hujan yang darinya jasad manusia akan tumbuh kembali, lalu ditiuplah sangkakala untuk kebangkitan.

﴿فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ (13) وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً (14) فَيَوْمَئِذٍ وَقَعَتِ الْوَاقِعَةُ (15) وَانْشَقَّتِ السَّمَاءُ فَهِيَ يَوْمَئِذٍ وَاهِيَةٌ (16)﴾

“Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi serta gunung-gunung lalu dibenturkan keduanya sekali benturan. Maka pada hari itu terjadilah peristiwa besar. Dan terbelahlah langit, karena pada hari itu ia menjadi rapuh.” Surah al-Ḥāqqah: 13–16.

 

Berapa lama jarak antara dua tiupan?

Dari Abū Hurairah, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

«مَا بَيْنَ النَّفْخَتَيْنِ أَرْبَعُونَ... »

“Antara dua tiupan itu ada jarak empat puluh.”
Para sahabat bertanya: “Empat puluh hari?” Ia menjawab: “Aku enggan (menentukan).”
Mereka bertanya: “Empat puluh bulan?” Ia menjawab: “Aku enggan.”
Mereka bertanya: “Empat puluh tahun?” Ia menjawab: “Aku enggan.”
Kemudian Allah menurunkan hujan dari langit, maka manusia tumbuh seperti tumbuhnya sayuran. Tidak ada satupun bagian tubuh manusia kecuali akan hancur, kecuali satu tulang, yaitu tulang ekor. Dari situlah makhluk akan disusun kembali pada hari kiamat.” (Ṣaḥīḥ al-Bukhārī no. 4935, Muslim no. 2955)

 

Tiupan kedua: Nafkhah al-Ba‘ṯs (kebangkitan)

Tiupan ini adalah tiupan untuk menghidupkan kembali setelah kematian, di mana manusia keluar dari kubur mereka.

Yang pertama kali Allah hidupkan adalah malaikat Isrāfīl, kemudian Allah memerintahkannya meniup sangkakala sekali lagi.

﴿ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ﴾

“Kemudian ditiup sangkakala sekali lagi, maka seketika itu mereka bangkit (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah).” Surah az-Zumar: 68.

﴿وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ﴾

“Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka keluar dengan cepat dari kubur menuju kepada Rabb mereka.” Surah Yāsīn: 51.

Allah Ta’ala berfirman:

﴿وَيَقُولُونَ مَتَى هَذَا الْوَعْدُ إِنْ كُنتُمْ صَادِقِينَ (48) مَا يَنْظُرُونَ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً تَأْخُذُهُمْ وَهُمْ يَخِصِّمُونَ (49) فَلَا يَسْتَطِيعُونَ تَوْصِيَةً وَلَا إِلَى أَهْلِهِمْ يَرْجِعُونَ (50) وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ (51) قَالُوا يَاوَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ (52) إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ جَمِيعٌ لَدَيْنَا مُحْضَرُونَ (53) فَالْيَوْمَ لَا تُظْلَمُ نَفْسٌ شَيْئًا وَلَا تُجْزَوْنَ إِلَّا مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (54)﴾ [يس: 48-54]

“Dan mereka berkata: ‘Kapankah janji itu akan terjadi, jika kamu termasuk orang-orang yang benar?’ Mereka tidak menunggu kecuali satu seruan saja yang akan menangkap mereka sedang mereka tengah berdebat. Maka mereka tidak dapat memberikan wasiat dan tidak pula kembali kepada keluarga mereka. Dan ditiuplah sangkakala; maka tiba-tiba mereka keluar dari kubur menuju Rabb mereka. Mereka berkata: ‘Aduh celaka kami! Siapa yang telah membangkitkan kami dari tempat tidur kami ini? Inilah yang dijanjikan oleh Yang Maha Penyayang, dan para rasul itu benar.’ Sesungguhnya itu tidak lain hanyalah satu seruan saja, maka tiba-tiba mereka semua dihadapkan (di hadapan Kami). Pada hari itu tidak ada seorang pun yang dianiaya sedikitpun; dan kepada mereka tidak dibalas selain apa yang telah mereka kerjakan.” Surah Yā Sīn: 48–54.

Dalam ayat-ayat dan hadits ini Allah memberitakan kedahsyatan Hari Kiamat dan tanda-tandanya yang besar serta guncangannya yang dahsyat. Tiupan pertama terjadi — yaitu tiupan ṣa‘q (pingsan/mati) — yang dengannya semua makhluk yang hidup di langit dan di bumi akan mati kecuali siapa yang dikehendaki Allah.

Kemudian Allah Subḥānahu mencabut nyawa orang-orang yang masih ada hingga yang terakhir yang mati adalah Malaikat Maut. Maka tinggallah Allah al-Ḥayy al-Qayyūm yang awal-mulanya dan tetap kekal selamanya. Dia berfirman:

﴿لِمَنِ الْمُلْكُ الْيَوْمَ﴾ … ﴿لِلَّهِ الْوَاحِدِ الْقَهَّارِ﴾ [غافر: 16]

“Kepunyaan siapakah kerajaan pada hari ini? Kepunyaan Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa.” Surah Ghāfir: 16.

Dia-lah yang menundukkan segala sesuatu dan menetapkan kefanaan atas segala sesuatu. Allah Ta’ala berfirman:

﴿إِنَّا نَحْنُ نَرِثُ الْأَرْضَ وَمَنْ عَلَيْهَا وَإِلَيْنَا يُرْجَعُونَ﴾ [مريم: 40]

“Sesungguhnya Kamilah yang mewarisi bumi dan siapa saja yang ada di atasnya, dan kepada Kamilah mereka dikembalikan.” Surah Maryam: 40.

Kemudian Allah menghidupkan yang pertama kali adalah Isrāfīl, lalu Allah memerintahkannya untuk meniup sangkakala sekali lagi — itulah tiupan kedua, yaitu tiupan kebangkitan. Allah berfirman:

﴿يَوْمَ يَسْمَعُونَ الصَّيْحَةَ بِالْحَقِّ ذَلِكَ يَوْمُ الْخُرُوجِ﴾ [ق: 42]

“Pada hari mereka mendengar teriakan (yang benar), itulah hari keluarnya (dari kubur).” Surah Qāf: 42.

Kesiapan Isrāfīl untuk meniup sangkakala

Isrāfīl ‘alaihis-salām sudah siap untuk meniup sangkakala kapan saja diperintahkan. Rasulullah ﷺ mengabarkan bahwa pemegang sangkakala ini sudah siap sejak Allah menciptakannya.

Dari Abu Hurairah رضي الله عنه, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

«إِنَّ طَرْفَ صَاحِبِ الصُّورِ مُدَّةَ وُكِّلَ بِهِ ‌مُسْتَعِدٌّ، ‌يَنْظُرُ ‌نَحْوَ ‌الْعَرْشِ، ‌مَخَافَةَ أَنْ يُؤْمَرَ قَبْلَ أَنْ يَرْتَدَّ إِلَيْهِ طَرْفُهُ، كَأَنَّ عَيْنَيْهِ كَوْكَبَانِ دُرِّيَّانِ»

“Sejak ia ditugaskan memegang sangkakala, pandangan pemegang sangkakala itu terus mengarah ke ‘Arsy, takut diperintahkan sebelum sempat menutup pandangannya kembali. Seakan-akan kedua matanya bagaikan dua bintang yang sangat terang.” (Ḥasan, al-Mustadrak ‘ala al-Ṣaḥīḥayn no. 8930; as-Ṣaḥīḥah no. 1078)

Di zaman yang makin dekat dengan kiamat ini, Isrāfīl lebih siap dan siaga untuk meniup sangkakala.

Dari Abu Sa‘īd al-Khudrī رضي الله عنه, ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:

«‌كَيْفَ ‌أَنْعَمُ ‌وَقَدِ ‌التَقَمَ ‌صَاحِبُ ‌القَرْنِ ‌القَرْنَ وَحَنَى جَبْهَتَهُ وَأَصْغَى سَمْعَهُ يَنْتَظِرُ أَنْ يُؤْمَرَ أَنْ يَنْفُخَ فَيَنْفُخَ»
قَالَ المُسْلِمُونَ: فَكَيْفَ نَقُولُ يَا رَسُولَ اللَّهِ؟
قَالَ: «قُولُوا حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الوَكِيلُ تَوَكَّلْنَا عَلَى اللَّهِ رَبِّنَا»

“Bagaimana aku bisa merasa tenang, sedangkan pemegang sangkakala sudah meletakkannya di mulutnya, menundukkan keningnya, dan memasang pendengarannya, menunggu diperintah untuk meniup lalu ia meniupnya?”
Para sahabat bertanya: “Lalu apa yang harus kami ucapkan wahai Rasulullah?”
Beliau bersabda: “Katakanlah, ‘Ḥasbunallāh wa ni‘mal wakīl, tawakkalnā ‘alallāh Rabbina (Cukuplah Allah bagi kami, sebaik-baik Pelindung. Kami bertawakkal kepada Allah Rabb kami).’” (Ṣaḥīḥ, Sunan at-Tirmiżī no. 3243)

 

Kedudukan Mūsā ‘alaihis-salām

Dari Abū Hurairah, ia berkata:

«بَيْنَمَا يَهُودِيٌّ يَعْرِضُ سِلْعَةً لَهُ أُعْطِيَ بِهَا شَيْئًا كَرِهَهُ أَوْ لَمْ يَرْضَهُ قَالَ: لَا وَالَّذِي اصْطَفَى مُوسَى عليه السلام عَلَى الْبَشَرِ.
قَالَ: فَسَمِعَهُ رَجُلٌ مِنَ الْأَنْصَارِ فَلَطَمَ وَجْهَهُ، قَالَ: تَقُولُ وَالَّذِي اصْطَفَى مُوسَى عليه السلام عَلَى الْبَشَرِ وَرَسُولُ اللهِ ﷺ بَيْنَ أَظْهُرِنَا؟
قَالَ: فَذَهَبَ الْيَهُودِيُّ إِلَى رَسُولِ اللهِ ﷺ فَقَالَ: يَا أَبَا الْقَاسِمِ، إِنَّ لِي ذِمَّةً وَعَهْدًا. وَقَالَ: فُلَانٌ لَطَمَ وَجْهِي!
فَقَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ: لِمَ لَطَمْتَ وَجْهَهُ؟ قَالَ: قَالَ يَا رَسُولَ اللهِ: وَالَّذِي اصْطَفَى مُوسَى عليه السلام عَلَى الْبَشَرِ، وَأَنْتَ بَيْنَ أَظْهُرِنَا!
قَالَ: فَغَضِبَ رَسُولُ اللهِ ﷺ حَتَّى عُرِفَ الْغَضَبُ فِي وَجْهِهِ، ثُمَّ قَالَ: لَا تُفَضِّلُوا بَيْنَ أَنْبِيَاءِ اللهِ، فَإِنَّهُ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَيَصْعَقُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللهُ.
قَالَ: ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى، فَأَكُونُ أَوَّلَ مَنْ بُعِثَ أَوْ فِي أَوَّلِ مَنْ بُعِثَ، فَإِذَا مُوسَى عليه السلام آخِذٌ بِالْعَرْشِ، فَلَا أَدْرِي أَحُوسِبَ بِصَعْقَتِهِ يَوْمَ الطُّورِ أَوْ بُعِثَ قَبْلِي، وَلَا أَقُولُ: إِنَّ أَحَدًا أَفْضَلُ مِنْ يُونُسَ بْنِ مَتَّى عليه السلام.»

“Suatu ketika seorang Yahudi menjual barang dagangannya lalu diberi harga yang ia benci atau tidak disetujui, maka ia bersumpah, “Demi Dzat yang memilih Mūsā ‘alaihis-salām di atas manusia.”
Seorang Anshār mendengarnya lalu menampar wajahnya seraya berkata, “Apakah engkau mengatakan ‘Demi Dzat yang memilih Mūsā di atas manusia’ padahal Rasulullah ﷺ berada di tengah-tengah kita?”
Yahudi itu kemudian mendatangi Rasulullah ﷺ dan berkata, “Wahai Abul Qāsim, aku memiliki perjanjian dan perlindungan. Orang ini menampar wajahku!”
Rasulullah ﷺ bersabda, “Kenapa engkau menampar wajahnya?”
Ia menjawab, “Wahai Rasulullah, ia berkata, ‘Demi Dzat yang memilih Mūsā di atas manusia,’ sedangkan engkau di antara kami!”
Rasulullah ﷺ pun marah hingga terlihat kemarahannya pada wajah beliau, lalu bersabda:
“Janganlah kalian melebih-lebihkan di antara para nabi Allah. Sesungguhnya ketika sangkakala ditiup, maka semua yang ada di langit dan di bumi akan pingsan kecuali siapa yang Allah kehendaki. Kemudian sangkakala ditiup lagi, maka akulah orang pertama yang dibangkitkan atau di antara yang pertama dibangkitkan. Tiba-tiba aku melihat Mūsā ‘alaihis-salām memegang ‘Arsy. Aku tidak tahu apakah ia telah pingsan pada tiupan sebelumnya di hari Ṭūr atau ia dibangkitkan sebelumku. Dan aku tidak mengatakan bahwa ada seseorang yang lebih utama daripada Yūnus bin Mattā ‘alaihis-salām.” (Ṣaḥīḥ al-Bukhārī no. 3414; Muslim no. 2373)

Dampak Iman kepada Tiupan Sangkakala

Siap Menyongsong Pertemuan dengan Allah

Seorang mukmin selayaknya selalu siap untuk bertemu dengan Rabb-nya. Di hadapannya ada berbagai peristiwa besar: kematian beserta sakaratnya, gelapnya kubur, tiupan sangkakala, kebangkitan setelah mati, padang Mahsyar, shirath, mizan, dan ragam kedahsyatan lainnya.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، فِي قَوْلِهِ: {فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ} [المدثر: 8]، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ ﷺ:
"كَيْفَ أَنْعَمُ وَصَاحِبُ الْقَرْنِ قَدِ الْتَقَمَ الْقَرْنَ، وَحَنَى جَبْهَتَهُ يَسَّمَّعُ مَتَى يُؤْمَرُ، فَيَنْفُخُ؟" فَقَالَ أَصْحَابُ مُحَمَّدٍ: كَيْفَ نَقُولُ؟ قَالَ: "قُولُوا: حَسْبُنَا اللهُ، وَنِعْمَ الْوَكِيلُ، عَلَى اللهِ تَوَكَّلْنَا." [(حسن) مسند أحمد (3007)]

Dari Ibnu ‘Abbās رضي الله عنه tentang firman Allah: ﴿فَإِذَا نُقِرَ فِي النَّاقُورِ﴾ Surah al-Muddatsir: 8, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Bagaimana aku bisa tenang, sementara pemegang sangkakala telah meletakkan mulutnya pada sangkakala, menundukkan keningnya, menunggu kapan diperintahkan untuk meniupnya?” Para sahabat berkata: “Lalu apa yang harus kami ucapkan?” Beliau bersabda: “Ucapkanlah: Ḥasbunallāhu wa ni‘mal-wakīl, ‘alallāhi tawakkalnā (Cukuplah Allah sebagai penolong kami, dan sebaik-baik tempat bersandar; kepada Allah kami bertawakal).” (HR. Aḥmad no. 3007, hasan)

 

Peringatan agar Tidak Lalai

Allah Ta‘ālā berfirman:

﴿اقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِي غَفْلَةٍ مُعْرِضُونَ﴾

“Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka, sedangkan mereka dalam kelalaian berpaling darinya.” Surah al-Anbiyā’: 1.

عَنْ أَبِي ذَرٍّ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ:
«إِنِّي أَرَى مَا لَا تَرَوْنَ، وَأَسْمَعُ مَا لَا تَسْمَعُونَ، أَطَّتِ السَّمَاءُ، وَحُقَّ لَهَا أَنْ تَئِطَّ، مَا فِيهَا مَوْضِعُ أَرْبَعِ أَصَابِعَ إِلَّا وَمَلَكٌ وَاضِعٌ جَبْهَتَهُ سَاجِدًا لِلَّهِ، وَاللَّهِ لَوْ تَعْلَمُونَ مَا أَعْلَمُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلًا وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا، وَمَا تَلَذَّذْتُمْ بِالنِّسَاءِ عَلَى الفُرُشِ، وَلَخَرَجْتُمْ إِلَى الصُّعُدَاتِ تَجْأَرُونَ إِلَى اللَّهِ، لَوَدِدْتُ أَنِّي كُنْتُ شَجَرَةً تُعْضَدُ» [سنن الترمذي (2312)]

Dari Abū Żarr رضي الله عنه ia berkata: Rasulullah ﷺ bersabda:
“Aku melihat apa yang kalian tidak lihat, dan aku mendengar apa yang kalian tidak dengar. Langit berderit, dan pantaslah ia berderit, karena tidak ada tempat selebar empat jari melainkan ada malaikat yang meletakkan dahinya bersujud kepada Allah. Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis. Kalian tidak akan bersenang-senang dengan wanita di atas tempat tidur, bahkan kalian akan keluar menuju tempat-tempat tinggi, menyeru-nyeru kepada Allah. Sungguh aku berharap seandainya aku hanyalah sebatang pohon yang ditebang.” (HR. at-Tirmiżī no. 2312)

 

Menunjukkan Kekuasaan Allah Ta‘ālā

Dialah yang mematikan seluruh makhluk kemudian menghidupkan mereka kembali dalam sekejap.

Allah Ta‘ālā berfirman:

﴿وَمَا أَمْرُنَا إِلَّا وَاحِدَةٌ كَلَمْحٍ بِالْبَصَرِ﴾

“Sesungguhnya perintah Kami hanyalah satu kali saja, seperti kedipan mata.” Surah al-Qamar: 50.

 

Keamanan bagi Mukmin pada Hari Kegoncangan Besar

Seluruh kedahsyatan akhirat—mulai dari kematian, sakaratnya, kubur dan gelapnya, tiupan sangkakala, padang Mahsyar, shirath, dan mizan—meski begitu dahsyat dan berat, Allah dengan karunia-Nya akan meringankan semua itu bagi mukmin yang bertakwa.

Allah Ta‘ālā berfirman:

﴿إِنَّ الَّذِينَ سَبَقَتْ لَهُمْ مِنَّا الْحُسْنَى أُولَئِكَ عَنْهَا مُبْعَدُونَ (101) لَا يَسْمَعُونَ حَسِيسَهَا وَهُمْ فِي مَا اشْتَهَتْ أَنْفُسُهُمْ خَالِدُونَ (102) لَا يَحْزُنُهُمُ الْفَزَعُ الْأَكْبَرُ وَتَتَلَقَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ هَذَا يَوْمُكُمُ الَّذِي كُنْتُمْ تُوعَدُونَ (103)﴾

“Sesungguhnya orang-orang yang telah ada bagi mereka ketetapan yang baik dari Kami, mereka itu dijauhkan dari neraka. Mereka tidak mendengar sedikit pun suara api neraka, dan mereka kekal dalam kenikmatan yang mereka inginkan. Mereka tidak disedihkan oleh kedahsyatan yang paling besar, dan para malaikat menyambut mereka (dengan berkata): ‘Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.’” Surah al-Anbiyā’: 101–103.

Sebagian ahli tafsir menyebutkan bahwa yang dimaksud al-faza‘ al-akbar (kegoncangan terbesar) adalah tiupan sangkakala.

Allah Ta‘ālā juga berfirman:

﴿وَيُنَجِّي اللَّهُ الَّذِينَ اتَّقَوْا بِمَفَازَتِهِمْ لَا يَمَسُّهُمُ السُّوءُ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ (61)﴾ Surah az-Zumar: 61

“Dan Allah menyelamatkan orang-orang yang bertakwa karena kemenangan mereka; mereka tidak disentuh oleh keburukan dan mereka tidak bersedih hati.” Surah az-Zumar: 61.

Dan Allah berfirman:

﴿يَاعِبَادِ لَا خَوْفٌ عَلَيْكُمُ الْيَوْمَ وَلَا أَنْتُمْ تَحْزَنُونَ﴾

“(Dikatakan kepada mereka), ‘Wahai hamba-hamba-Ku! Pada hari ini tidak ada rasa takut pada kalian dan tidak pula kalian bersedih hati.’” Surah az-Zukhruf: 68.

Arah Pendidikan (Taujīh Tarbawī)

Iman kepada tiupan sangkakala menanamkan keyakinan bertemu Allah di dalam hati. Hasilnya adalah taubat yang tulus, amal saleh yang berkesinambungan, serta kezuhudan terhadap dunia.

Kesimpulan

Tiupan sangkakala adalah kebenaran yang pasti, ditegaskan oleh Al-Qur’an dan Sunnah. Ia merupakan salah satu peristiwa terbesar di Hari Kiamat: berakhirnya alam semesta, lalu dibangkitkannya manusia untuk dihisab. Wajib bagi setiap Muslim mengimaninya dan mempersiapkan diri dengan amal saleh, taubat yang benar, dan kesiapan bertemu Allah.

«سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ، أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ».

Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. 

Allahumma salli wa sallim wa barik ‘ala Muhammad, wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma'in.

#AlMosalySahabatIbadahMu

📝 Silahkan Tulis komentar kamu disini, semoga jadi inspirasi bagi yang lain. 

Bagikan tulisan ini, ingatkan saudaramu…

“Siapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya tanpa dikurangi pahala orang yang mengamalkannya." (HR. Muslim)

Mencari

Paling banyak terjual

Artikel terkait

2025/08/21
194

Panasnya Musim Panas dan Pengingat akan Hari Kiamat

Pada hari-hari yang terik ini, ketika panasnya musim panas semakin menyengat dan hati terasa terhimpit oleh teriknya matahari

2025/09/19
25

Berlomba-lomba dalam Kebaikan (2)

Seorang mukmin sejati tidak rela berada di belakang dalam medan ketaatan

2025/09/22
23

Berlomba-lomba dalam Kebaikan (3)

Sesungguhnya umur itu singkat, peluang terbatas, dan hari-hari berlalu dengan cepat. Kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah ladang untuk akhirat.

ellipse

Dengan aplikasi Al-Mosaly, Ketahui masjid terdekat, di mana pun Anda berada, dengan sangat akurat.

Unduh sekarang

Pemrograman Madar © 2025 Semua hak dilindungi undang-undang bagi pemrograman Madar

Powered by Madar Software