Terkadang hidup terasa berat bukan karena kita kurang usaha, tapi karena hati kita lupa bersandar kepada Dia yang menggenggam segalanya. Nikmat datang silih berganti, kesehatan kita nikmati tanpa kita sadari, dan ketenangan terasa biasa sampai Allah menguji dengan kehilangan.
Di tengah perjalanan hidup yang penuh kejutan—ada satu pegangan yang tak pernah goyah: doa Nabi ﷺ. Doa yang merangkul kegelisahan kita, menguatkan hati, menjaga nikmat yang kita punya, dan melindungi dari ujian yang datang tiba-tiba.
Mari kita renungkan…
Betapa banyak nikmat yang belum sempat kita syukuri, betapa sering kita lalai saat segala sesuatunya baik-baik saja, dan betapa lemahnya kita tanpa penjagaan Allah.
Maka peluklah doa ini, ulangi dengan hati yang lembut, dan biarkan Allah menjaga hidupmu dari hilangnya nikmat, dari sakit yang datang tiba-tiba, dari murka-Nya, dan dari segala keburukan dunia dan akhirat.
Semoga Allah menjadikan hati kita selalu dekat, bersandar, dan bergantung hanya kepada-Nya 🤍🌿
Abdullah bin Umar berkata: Di antara doa Rasulullah ﷺ adalah:
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ، وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ، وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ، وَجَمِيعِ سَخَطِكَ."
“Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya nikmat-Mu, berubahnya kesehatan yang Engkau beri, datangnya hukuman-Mu secara tiba-tiba, dan seluruh kemurkaan-Mu.” Riwayat Muslim (2739).
Nabi ﷺ dikaruniai kemampuan mengungkapkan makna yang luas dengan kalimat singkat. Hadits ini mengandung doa yang sangat agung, mencakup kebaikan dunia dan akhirat. Doa-doa Nabi adalah doa terbaik karena sarat makna mulia, permohonan tinggi, redaksi luhur, serta makna luas dalam kalimat ringkas.
«اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ»
Artinya: aku memohon perlindungan kepada-Mu dari hilangnya nikmat-Mu, baik yang tampak maupun tersembunyi, dunia maupun akhirat, yang aku ketahui dan yang tidak aku ketahui. Nikmat Allah tidak terhitung jumlahnya.
Nikmat terbesar adalah nikmat hidayah kepada Islam. Itu lebih berharga dari seluruh harta dunia. Keberlanjutan nikmat tergantung syukur hati, ucapan, dan perbuatan. Nikmat hilang karena dosa. Maka Nabi ﷺ berlindung dari hilangnya nikmat karena itu terjadi karena kurangnya rasa syukur.
Syaikh Abdullah Al-Bassam rahimahullah berkata: Semua urusan ada di tangan Allah: Dialah Yang memberi dan menahan, tiada yang menolak ketetapan-Nya. Berlindung dari hilangnya nikmat adalah tepat, karena seorang hamba meminta kepada Dzat yang memberi agar tidak mencabut nikmat-Nya. Nikmat hilang karena dosa, maka ini juga permohonan perlindungan dari dosa.
Tawdîh Al-Ahkâm 7/569.
“Hilangnya nikmat dari Allah hanya karena dosa hamba. Maka hakikatnya ia berlindung dari dosa. Berubahnya kesehatan terjadi ketika datang lawannya, yaitu sakit.” Sabil As-Salam 4/712.
وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ
Artinya: berubahnya kesehatan. Nikmat sehat adalah nikmat terbesar setelah iman.
عَنْ مُعَاذِ بْنِ رِفَاعَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ: قَامَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ عَلَى الْمِنْبَرِ ثُمَّ بَكَى فَقَالَ: قَامَ فِينَا رَسُولُ اللهِ ﷺ عَامَ أَوَّلِ عَلَى الْمِنْبَرِ، ثُمَّ بَكَى فَقَالَ: «سَلُوا اللَّهَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، فَإِنَّ أَحَدًا لَمْ يُعْطَ بَعْدَ الْيَقِينِ خَيْرًا مِنَ الْعَافِيَةِ»
"Dari Mu’adz bin Rifa‘ah, dari ayahnya: Abu Bakar naik mimbar lalu menangis dan berkata: Rasulullah ﷺ naik mimbar pada tahun pertama lalu beliau juga menangis dan berkata:
'Sebutlah kepada Allah permohonan ampunan dan kesehatan, karena tidak ada sesuatu yang diberikan setelah keyakinan yang lebih baik daripada kesehatan.'" Shahih At-Targhib wa At-Tarhib — hasan shahih.
“Beliau menggabungkan kesehatan agama dan dunia. Kesempurnaan keadaan seorang hamba tidak tercapai kecuali dengan keyakinan dan kesehatan.” Zâd Al-Ma‘âd 4/197.
Hilangnya nikmat artinya Allah mencabutnya. Berubahnya kesehatan maksudnya sehat berganti sakit, kaya berganti miskin.
وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ
Artinya: hukuman yang datang tiba-tiba tanpa peringatan. Nabi ﷺ berlindung dari hukuman Allah yang tiba-tiba, karena jika Allah menghukum, tak ada yang sanggup menolak, meski seluruh makhluk berkumpul.
وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
Artinya: segala bentuk kemurkaan Allah, mencakup semua dosa dan pelanggaran terhadap perintah-Nya. Bila Allah murka, seorang hamba akan binasa meski sebabnya kecil.
Aisyah berkata: Suatu malam aku kehilangan Rasulullah ﷺ dari tempat tidur. Aku meraba dan mendapati beliau sedang sujud di masjid, beliau berdoa:
اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِرِضَاكَ مِنْ سَخَطِكَ، وَبِمُعَافَاتِكَ مِنْ عُقُوبَتِكَ، وَأَعُوذُ بِكَ مِنْكَ، لَا أُحْصِي ثَنَاءً عَلَيْكَ، أَنْتَ كَمَا أَثْنَيْتَ عَلَى نَفْسِكَ.»
"Ya Allah, aku berlindung dengan ridha-Mu dari kemurkaan-Mu, dengan keselamatan dari hukuman-Mu. Aku berlindung kepada-Mu dari-Mu. Aku tidak mampu memuji-Mu sebagaimana Engkau memuji diri-Mu sendiri.” Riwayat Muslim (486).
Imam Al-Khattabi rahimahullah menjelaskan bahwa beliau memohon perlindungan dari kemurkaan Allah dengan ridha-Nya, dari hukuman Allah dengan kesehatan-Nya. Dan ketika sampai pada sesuatu yang tidak ada bandingannya — yaitu Allah — beliau memohon perlindungan kepada Allah dari (hukuman) Allah, sebagai bentuk pengakuan ketidakmampuan hamba memenuhi hak ibadah dan pujian kepada-Nya. Syarh Nawawi ‘ala Muslim 4/204.
Segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam.
Allahumma salli wa sallim wa barik ‘ala Muhammad, wa ‘ala alihi wa sahbihi ajma'in.
#AlMosalySahabatIbadahMu
“Siapa yang menunjukkan kepada kebaikan maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang mengamalkannya tanpa dikurangi pahala orang yang mengamalkannya." (HR. Muslim)








share facebook
share whatsApp
share twitter
share telegram
copy